Kamis, 10 Juli 2014

Cerpen : Sang Kakak




      Di suatu Kota metropolitan namun daerah miskin yang kumuh, hiduplah keluarga miskin berjumlah 3 orang dimana merupakan masih anak-anak yang umurnya yang paling tua 15 tahun(ali/Al),anak ke dua 5 tahun(eli/EL),si bungsu umur 3 Tahun(dulah/dul)
ketiga anak ini sudah di tinggal kedua orang tuanya,sang ibu telah meninggal pada saat melahirkan si bungsu, dan ayahnya meninggal setahun yang lalu, sebelum ayahnya meninggal,ayahnya pernah berbicara kepada anaknya yang paling tua (sang Kk yang masih terbilang blm cukup umur untuk menerima dan menanggung semua ini )”, nak bapak sepertinya sudah tidak lama lagi di dunia ini,bapak memang belum terlalu tua,namun bapak sering sakit-sakitan, merasa tidak kuat lagi(sambil menangis “karna anaknya harus menerima kenyataan yang pahit”)maaf kan bapak nak,kuatkan lah dirimu nak’! jagalah adik adik mu hingga mereka besar,mereka masih kecil belum tau apa” dan masih butuh kasih sayang orang tua, jika bapak meninggal bapak Cuma minta pada mu pedulilah pada adik-adik mu,dan jangan tinggalkan agamamu dan agama mu tidak mengajarkan kamu meminta” !!!
sang kakak pun Cuma mengeluarkan satu kalimat, ia pak,pesan mu akan ku ingat dan akan ku jadikan patokan hidup kami, kami sayang padamu(“Menangis”sambil melihat kedua adik kecilnya yang sudah tidur)
pada saat itu mereka berpelukan dan tidur,



seminggu kemudian ayahnya meninggal(bayangkan pada waktu itu sang kakak masih berumur 14 tahun,masih umur yang begitu muda harus menanggung beban hidup begitu kejam )



Begitu sedihnya sang kakak apa lagi melihat si bungsu yang belum tau kenapa rumahnya ramai dengan orang tapi ayahnya tidak bangun dari tidurnya,sampai si bungsu menggerak-gerakkan ayahnya”pak bangun pak,bangun banyak orang dirumah kenapa bapak tidur???begitu sedihnya sang kakak dan bingung bagaimana menjelaskannya,tapi dia mengingat pesan ayahnya “kuatkanlah dirimu” lalu dia mengusap air mata dan menggendong adiknya.





Pada saat itu banyak orang terutama semua orang dilingkungannya membantu mengurus menguburkan sang ayah,
banyak juga yang sedih dan merasa iba kepada 3 anak yang masih kecil harus hidup tanpa kedua orang tuanya,apa lagi ayahnya lah selama ini satu-satunya tulang punggung mereka namun mereka juga tak bisa berbuat banyak karena tergolong miskin juga,
ke tua Rt setempat pernah mengusahakan minta bantuan atau pun agar ke 3 anak itu dapat hidup yang layak,sempat dapat perhatian namun karena pajabat dan sistem pemerintahan yang kurang baik lambat laun kurang lebih setahun perhatian itu pun hilang dan akhirnya sang kakak harus berjuang sendiri untuk kedua adiknya.



Semenjak tidak ada perhatian dari pemerintah sang kakak memutuskan berhenti sekolah (dia mengalah terhadap adik keduanya yang akan masuk SD,sempat tersirat dalam pikiran sang kakak untuk pergi minta-minta namun lagi-lagi dia mengingat pesan ayahnya “agamamu tidak mengajarkan meminta-minta” kemudian dia urungkan niatnya untuk meminta-minta.



5 bulan kerja kerasnya terbayar karena bisa memasukkan si sulung ke Sekolah dasar ,(bahagianya sang kakak walaupun harus menahan lelah dan sakit) dan dia terus bekerja keras,

Di pagi hari dia memungut sampah dan menyemir sepatu jika ada orang yang membutuhkan jasanya sambil menggendong adiknya yang bungsu dan menarik gerobak sampahnya yang iya buat sendiri,(bayangkanlah sahabat umur 15 tahun dia bermandikan keringat bukan karna bermain lari-lari,bukan pula bermain sepak bola,namun bekerja layaknya seorang dewasa)

Banyak yang iba melihat sang kk kerja sambil menggendong adik,tidak sedikit yang kadang memberikan dia uang Cuma-Cuma dan lebih, namun kk sellu menolak sebelum dia mengerjakan sesuatu disekiranya uang yang di kasih lebih dia tetap tak ingin mengambilnya dia selalu mengembalikan dan menolak secara halus.



Menjelang siang sang kakak dan si bungsu pulang memindahkan sampah yang ada di gerobaknya ke samping rumahnya yang terdapat beberapa sampah kemarin yang bisa di jual dan mengganti pakain kotor dengan pakaian yang cukup bersih dan meninggalkan gerobaknya untuk menjemput si sulung,sang kakak tidak ingin langsung menjemput karna tidak ingin membuat malu si sulung ,tidak ingin adiknya di ejek apa lagi si sulung merupakan perempuan, walaupun adiknya pernah bilang “kakak langsung ,jemput eli ajj,eli gak malu koc kak,biar aj eli di ejek teman-teman yang penting kakak gak capek jalan,gak cape nyuci,gak cape kembali lagi kerumah”



Eli yang sudah biasa dijemput kakak nya menunggu di depan sekolah

(dari kejahuan sang kakak yang menggendong adiknya sudah terlihat letih,namun sang kakak selalu menyembunyikan semua keluh kesahnya dengan melambai kan tangan dan tersenyum ke eli layaknya orang yang terlihat sehat dan segar)



eli berkaca-kaca”sedikit meneteskan air mata” melihat kakaknya yang terlihat letih sambil menggendong si bungsu dul.

sang kakak tersenyum,dek eli kenapa koc nangis??? Di ganggu teman?”eli belum menjawab” kakak: kan biasa lo di gaggu teman,apa eli sudah di tagih lagi ya suruh bayar sekolah?
mana kakak mau ketemu gurunya kakak mau bilang pasti akan kakak bayar.

Eli pun semakin menangis bukan itu kak,

Kakak: terus ap?

Eli: eli melihat kakak begitu terlihat lelah, eli sedih sekali lihat kakak.

Kakak: ah eli, sudah ya sudah,,, lihat nie kakak gak lelah koc ini buktinya masih kuat gendong dullah”sambil menimang-nimang dul”,ayo kita pulang makan, kakak ada beli nasi bungkus,kita makan sama-sama.

Eli: kakak istirahat aja dulu

Kakak:tidak eli’ kakak gak capek !  ayo kita pulang !

Eli : “berkaca-kaca” iya kak

(bayangkan sahabat baru SD sudah mengenal dan mengerti begitu besarnya pengorbanan sang kakak yang sebagai tulang punggung keluarga,kalo kita masih umur segitu Cuma ngertinya main dan main)



Pulanglah mereka bertiga sang kakak terlihat letih menggendong si bungsu dan menggandeng si sulung.sesampainya di rumah mereka makan bersama,setelah istirahat sejenak sang kakak dan kedua adiknya bersiap untuk berangkat ketoko.

Kakak : ayo eli naik ke gerobak, kita berangkat !

Eli: kak’ kali ini eli bantu dorong ya?

Kakak: gak usah eli,nanti kamu capek

Eli: tapi,nanti kakak lebih capek

Kakak:kakak sudah biasa eli,lagi pula siapa yang nemani adek dul kalo dia kejedut”kebentur” sakit gimana??

Eli : alasan ajj kakak nie.

Kakak: ayo sudah cepat naik, lebih cepat lebih baik nanti kakak bisa ngangkat barang banyak,biar dapat uang lebih !

Naiklah eli ke gerobak sambil memegangi si bungsu dul



siang harinya memang sang kakak menjadi kuli angkut di sebuah toko,dan adik menunggu di gerobak yang di taruh di samping toko.

demi sang adik dapat menimba ilmu sekolah dasar dan memenuhi kebutuhan sehari-hari sang kakak menahan lelahnya.

menjelang malam mereka pun pulang,walaupun lelah sang kakak menarik gerobaknya sambil bernyanyi riang untuk menghibur kedua adiknya.


barulah malam harinya mereka berkumpul bahagia di sebuah rumah yang reot,penuh tambalan dan lubang,apabila hujan tiba sebagian rumah atap kecil mereka tak bisa menahan air hujan.

Malam hari hanya di terangi ublik atau sejenis lampu yang terbuat dari botol kaca kecil dengan sumbu kompor,
itu lah cahaya kebahagiaan mereka………….. Bersambung…



Potongan cerita selanjutnya :



Itulah cahaya kebahagian mereka karna dapat berkumpul bahagia,saling tertawa,cerita dan bermain bersama ……..
(masih di pikirkan)

Terima masukkan dan ide cerita.



Mohon maaf bila ada kesamaan nama dan peristiwa

Dan mohon maaf bila ceritanya acak adut,,,
maklum bukan profesional melainkan masih banyak belajar

Maaf kepada pejabat atau pun pemerintah karna mungkin sedikit tidak mengenakan ini hanya cerita .

Tunggu kelanjutannya !

Terima kasih

Viddy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar