Di suatu Kota
metropolitan namun daerah miskin yang kumuh, hiduplah keluarga miskin berjumlah
3 orang dimana merupakan masih anak-anak yang umurnya yang paling tua 15 tahun(ali/Al),anak
ke dua 5 tahun(eli/EL),si bungsu umur 3 Tahun(dulah/dul)
ketiga anak ini sudah
di tinggal kedua orang tuanya,sang ibu telah meninggal pada saat melahirkan si
bungsu, dan ayahnya meninggal setahun yang lalu, sebelum ayahnya
meninggal,ayahnya pernah berbicara kepada anaknya yang paling tua (sang Kk
yang masih terbilang blm cukup umur untuk menerima dan menanggung semua ini )”,
nak bapak sepertinya sudah tidak lama lagi di dunia ini,bapak memang belum
terlalu tua,namun bapak sering sakit-sakitan, merasa tidak kuat lagi(sambil
menangis “karna anaknya harus menerima kenyataan yang pahit”)maaf kan bapak
nak,kuatkan lah dirimu nak’! jagalah adik adik mu hingga mereka besar,mereka
masih kecil belum tau apa” dan masih butuh kasih sayang orang tua, jika bapak
meninggal bapak Cuma minta pada mu pedulilah pada adik-adik mu,dan jangan
tinggalkan agamamu dan agama mu tidak mengajarkan kamu meminta” !!!
sang kakak pun Cuma mengeluarkan satu kalimat, ia pak,pesan mu akan ku ingat dan akan ku jadikan patokan hidup kami, kami sayang padamu(“Menangis”sambil melihat kedua adik kecilnya yang sudah tidur)
pada saat itu mereka berpelukan dan tidur,
sang kakak pun Cuma mengeluarkan satu kalimat, ia pak,pesan mu akan ku ingat dan akan ku jadikan patokan hidup kami, kami sayang padamu(“Menangis”sambil melihat kedua adik kecilnya yang sudah tidur)
pada saat itu mereka berpelukan dan tidur,
seminggu
kemudian ayahnya meninggal(bayangkan pada waktu itu sang kakak masih berumur 14
tahun,masih umur yang begitu muda harus menanggung beban hidup begitu kejam )
Begitu
sedihnya sang kakak apa lagi melihat si bungsu yang belum tau kenapa rumahnya
ramai dengan orang tapi ayahnya tidak bangun dari tidurnya,sampai si bungsu
menggerak-gerakkan ayahnya”pak bangun pak,bangun banyak orang dirumah kenapa
bapak tidur???begitu sedihnya sang kakak dan bingung bagaimana
menjelaskannya,tapi dia mengingat pesan ayahnya “kuatkanlah dirimu” lalu dia
mengusap air mata dan menggendong adiknya.
Pada saat itu banyak
orang terutama semua orang dilingkungannya membantu mengurus menguburkan sang
ayah,
banyak juga yang sedih dan merasa iba kepada 3 anak yang masih kecil harus hidup tanpa kedua orang tuanya,apa lagi ayahnya lah selama ini satu-satunya tulang punggung mereka namun mereka juga tak bisa berbuat banyak karena tergolong miskin juga,
ke tua Rt setempat pernah mengusahakan minta bantuan atau pun agar ke 3 anak itu dapat hidup yang layak,sempat dapat perhatian namun karena pajabat dan sistem pemerintahan yang kurang baik lambat laun kurang lebih setahun perhatian itu pun hilang dan akhirnya sang kakak harus berjuang sendiri untuk kedua adiknya.
banyak juga yang sedih dan merasa iba kepada 3 anak yang masih kecil harus hidup tanpa kedua orang tuanya,apa lagi ayahnya lah selama ini satu-satunya tulang punggung mereka namun mereka juga tak bisa berbuat banyak karena tergolong miskin juga,
ke tua Rt setempat pernah mengusahakan minta bantuan atau pun agar ke 3 anak itu dapat hidup yang layak,sempat dapat perhatian namun karena pajabat dan sistem pemerintahan yang kurang baik lambat laun kurang lebih setahun perhatian itu pun hilang dan akhirnya sang kakak harus berjuang sendiri untuk kedua adiknya.
Semenjak tidak
ada perhatian dari pemerintah sang kakak memutuskan berhenti sekolah (dia
mengalah terhadap adik keduanya yang akan masuk SD,sempat tersirat dalam
pikiran sang kakak untuk pergi minta-minta namun lagi-lagi dia mengingat pesan
ayahnya “agamamu tidak mengajarkan meminta-minta” kemudian dia urungkan niatnya
untuk meminta-minta.
5 bulan kerja
kerasnya terbayar karena bisa memasukkan si sulung ke Sekolah dasar
,(bahagianya sang kakak walaupun harus menahan lelah dan sakit) dan dia terus
bekerja keras,
Di pagi hari
dia memungut sampah dan menyemir sepatu jika ada orang yang membutuhkan jasanya
sambil menggendong adiknya yang bungsu dan menarik gerobak sampahnya yang iya
buat sendiri,(bayangkanlah sahabat umur 15 tahun dia bermandikan keringat bukan
karna bermain lari-lari,bukan pula bermain sepak bola,namun bekerja layaknya
seorang dewasa)
Banyak yang
iba melihat sang kk kerja sambil menggendong adik,tidak sedikit yang kadang
memberikan dia uang Cuma-Cuma dan lebih, namun kk sellu menolak sebelum dia mengerjakan
sesuatu disekiranya uang yang di kasih lebih dia tetap tak ingin mengambilnya
dia selalu mengembalikan dan menolak secara halus.
Menjelang
siang sang kakak dan si bungsu pulang memindahkan sampah yang ada di gerobaknya
ke samping rumahnya yang terdapat beberapa sampah kemarin yang bisa di jual dan
mengganti pakain kotor dengan pakaian yang cukup bersih dan meninggalkan
gerobaknya untuk menjemput si sulung,sang kakak tidak ingin langsung menjemput
karna tidak ingin membuat malu si sulung ,tidak ingin adiknya di ejek apa lagi
si sulung merupakan perempuan, walaupun adiknya pernah bilang “kakak langsung
,jemput eli ajj,eli gak malu koc kak,biar aj eli di ejek teman-teman yang
penting kakak gak capek jalan,gak cape nyuci,gak cape kembali lagi kerumah”
Eli yang sudah
biasa dijemput kakak nya menunggu di depan sekolah
(dari kejahuan
sang kakak yang menggendong adiknya sudah terlihat letih,namun sang kakak
selalu menyembunyikan semua keluh kesahnya dengan melambai kan tangan dan
tersenyum ke eli layaknya orang yang terlihat sehat dan segar)
eli
berkaca-kaca”sedikit meneteskan air mata” melihat kakaknya yang terlihat letih
sambil menggendong si bungsu dul.
sang kakak
tersenyum,dek eli kenapa koc nangis??? Di ganggu teman?”eli belum menjawab”
kakak: kan biasa lo di gaggu teman,apa eli sudah di tagih lagi ya suruh bayar
sekolah?
mana kakak mau ketemu gurunya kakak mau bilang pasti akan kakak bayar.
mana kakak mau ketemu gurunya kakak mau bilang pasti akan kakak bayar.
Eli pun
semakin menangis bukan itu kak,
Kakak: terus
ap?
Eli: eli
melihat kakak begitu terlihat lelah, eli sedih sekali lihat kakak.
Kakak: ah eli,
sudah ya sudah,,, lihat nie kakak gak lelah koc ini buktinya masih kuat gendong
dullah”sambil menimang-nimang dul”,ayo kita pulang makan, kakak ada beli nasi
bungkus,kita makan sama-sama.
Eli: kakak
istirahat aja dulu
Kakak:tidak
eli’ kakak gak capek ! ayo kita pulang !
Eli :
“berkaca-kaca” iya kak
(bayangkan
sahabat baru SD sudah mengenal dan mengerti begitu besarnya pengorbanan sang
kakak yang sebagai tulang punggung keluarga,kalo kita masih umur segitu Cuma
ngertinya main dan main)
Pulanglah
mereka bertiga sang kakak terlihat letih menggendong si bungsu dan menggandeng
si sulung.sesampainya di rumah mereka makan bersama,setelah istirahat sejenak
sang kakak dan kedua adiknya bersiap untuk berangkat ketoko.
Kakak : ayo
eli naik ke gerobak, kita berangkat !
Eli: kak’ kali
ini eli bantu dorong ya?
Kakak: gak
usah eli,nanti kamu capek
Eli:
tapi,nanti kakak lebih capek
Kakak:kakak
sudah biasa eli,lagi pula siapa yang nemani adek dul kalo dia kejedut”kebentur”
sakit gimana??
Eli : alasan
ajj kakak nie.
Kakak: ayo
sudah cepat naik, lebih cepat lebih baik nanti kakak bisa ngangkat barang
banyak,biar dapat uang lebih !
Naiklah eli ke
gerobak sambil memegangi si bungsu dul
siang harinya memang
sang kakak menjadi kuli angkut di sebuah toko,dan adik menunggu di gerobak yang
di taruh di samping toko.
demi sang adik
dapat menimba ilmu sekolah dasar dan memenuhi kebutuhan sehari-hari sang kakak
menahan lelahnya.
menjelang
malam mereka pun pulang,walaupun lelah sang kakak menarik gerobaknya sambil
bernyanyi riang untuk menghibur kedua adiknya.
barulah malam harinya mereka berkumpul bahagia di sebuah rumah yang reot,penuh tambalan dan lubang,apabila hujan tiba sebagian rumah atap kecil mereka tak bisa menahan air hujan.
Malam hari
hanya di terangi ublik atau sejenis lampu yang terbuat dari botol kaca kecil
dengan sumbu kompor,
itu lah cahaya kebahagiaan mereka………….. Bersambung…
itu lah cahaya kebahagiaan mereka………….. Bersambung…
Potongan
cerita selanjutnya :
Itulah cahaya
kebahagian mereka karna dapat berkumpul bahagia,saling tertawa,cerita dan
bermain bersama ……..
(masih di pikirkan)
(masih di pikirkan)
Terima
masukkan dan ide cerita.
Mohon maaf
bila ada kesamaan nama dan peristiwa
Dan mohon maaf
bila ceritanya acak adut,,,
maklum bukan profesional melainkan masih banyak belajar
maklum bukan profesional melainkan masih banyak belajar
Maaf kepada
pejabat atau pun pemerintah karna mungkin sedikit tidak mengenakan ini hanya
cerita .
Tunggu kelanjutannya !
Tunggu kelanjutannya !
Terima kasih
Viddy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar